Olous atau Olus adalah sebuah kota Yunani kuno yang dibangun di daerah yang bernama Elounta atau Elouda, Crete, Yunani. Arkeolog menyebutkan kemungkinan Olous didirikan sejak abad ke-2 SM. Di awal penemuannya, arkeolog juga menemukan banyak peninggalan berupa pemakanan dan beberapa benda-benda lainnya di sekitar tempat tersebut. Seperti yang dituliskan di Crete.Tournet.org, apabila cuaca sedang baik, maka setiap pengunjung dapat melihat dinding-dinding bangunan tersebut tanpa harus menyelam ke bawah laut.
2. Port Royal, Jamaika
Tempat ini dikenal juga dengan nama kota 'hitam' di bumi. Menurut tulisan di Whyfiles.org, Port Royal menjadi tempat persinggahan para bajak laut karena di sana terkenal dengan tempat prostitusi dan tempat untuk mabuk-mabukan. Port Royal terletak di ujung Palisdoes, Jamaika Tenggara. Dikarenakan gempa bumi, kebakaran hebat serta banjir besar, kota ini tenggelam ke dasar laut.zTempat ini dikenal juga dengan nama kota 'hitam' di bumi. Menurut tulisan di Whyfiles.org, Port Royal menjadi tempat persinggahan para bajak laut karena di sana terkenal dengan tempat prostitusi dan tempat untuk mabuk-mabukan. Port Royal terletak di ujung Palisdoes, Jamaika Tenggara. Dikarenakan gempa bumi, kebakaran hebat serta banjir besar, kota ini tenggelam ke dasar laut.
3. Dwarka, India
Kota ini menurut para arkeolog termasuk salah satu dari 7 kota paling penting di India pada zaman dahulu. Dianggap penting karena di kota yang mempunyai nama lain Dvaraka ini diyakini merupakan tempat di mana Krishna pernah tinggal. Banyak orang India yang menyebut Krishna sebagai dewa. Sampai saat ini, penelitian seputar tempat yang didirikan sekitar 3000 sampai 5000 tahun SM tersebut.
4. Pavlopetri, Yunani
Pavlopetri adalah sebuah kota kuno yang berada di bawah laut Laconia, Peloponnese, Yunani. Ketika menemukan situs ini di dasar laut, para arkeolog juga menemukan banyak reruntuhan bangunan lain seperti rumah, jalan bahkan pekuburan. Kehancuran Pavlopetri dikarenakan gempa bumi dasyat yang terjadi di zaman tersebut. Situs kota ini dilindungi oleh UNESCO.
5. Baiae, Italia
Kota ini adalah pusat fesyen dan mode di Italia pada zaman Romawi. Selain sebagai pusat mode, Baiae juga merupakan tempat untuk bersantai atau berlibur. Bahkan dibandingkan dengan Pompeii, capri atau Herculaneum, Baiae lebih terkenal. Sayangnya, kota ini harus hancur karena serangan pejuang Muslim di abad ke-8. Tidak hanya itu saja, masyarakat Baiae juga banyak yang meninggal karena wabah malaria. Dikarenakan aktivitas gunung berapi, sebagian besar wilayah Baiae tenggelam ke dasar laut.
1. NOH dance Noh atau No (Jepang: 能 Nō) ialah bentuk utama drama musik Jepang klasik yang telah dipertunjukkan sejak abad ke-14. Noh tersusun atas mai (tarian), hayashi (musik) dan utailagu-lagu).Pelakon menggunakan topeng dan menari secara lambat. Zeami Motokiyo dan ayahnya Kan'ami membawa Noh kepada bentuk terkininya selama masa Muromachi.
2. Ohanami festival melihat berkembangnya bunga sakura, orang jepang biasanya menyempatkan dirinya dalam satu tahun sekali untuk melihat bunga sakura berkembang. bunga sakura hanya berkembang -/+ seminggu saja dalam satu tahun. tepatnya pada musim HARU atau musim SEMI.
3. Ojigi sikap menghormati yaitu dengan menundukkan badan sedikit ke depan. biasanya dipakai saat mengucapkan salam (aisatsu), mengucapkan selamat baik itu ulang tahun, kemenangan, dll. Juga dipakai pada saat meminta maaf.
5. kabuki kabuki adalah suatu seni teater tradisional dari jepang. KABUKI adalah perkembangan dari tarian NOH, namun bedanya kalau NOH itu semua pemainnya menggunakan topeng,kalau kabuki hanya make up biasa saja. dan dialog antar pemain,di NOH menggunakan alat musik ,di kabuki dialog seperti teater pada umumnya,,,,,,perkembangan kabuki dari noh ternyata terjadi pada 400 tahun yang lalu,pada masa HEIAN.
6. Bon odori Acara menari bersama yang disebut Bon Odori (盆踊り?, tari Obon) dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon. Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha atau Shinto. Konon gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman kejam di neraka. Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas (matsuri) yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat terang bulan yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli menurut kalender Tempō. Bon Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam. Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil Shinto. Penyelenggara Bon Odori sering tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul. Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut yagurapasar malam untuk menciptakan keramaian agar penduduk yang tinggal di sekitarnya mau datang. Bon Odori juga sering digunakan sebagai sarana reuni dengan orang-orang sekampung halaman yang pergi merantau dan pulang ke kampung untuk merayakan Obon. untuk penyanyi dan pemain musik yang mengiringi Bon Odori. Penyelenggara juga sering mengundang Belakangan ini, jam pelaksanaan Bon Odori di beberapa tempat yang berdekatan sering diatur agar tidak bentrok dan perebutan pengunjung bisa dihindari. Penyelenggara Bon Odori di kota-kota sering mendapat kesulitan mendapat pengunjung karena penduduk yang tinggal di sekitarnya banyak yang sedang pulang kampung. Ada juga penyelenggara yang sama sekali tidak menyebut acaranya sebagai Bon Odori agar tidak dikait-kaitkan dengan acara keagamaan.
7. Shodo Shodo dalam bahasa jepang yang artinya Kaligrafi (the Way of Brush) adalah salah satu bentuk seni yang telah di pelajari selama lebih dari 3000 tahun yang lalu. Pengetahuan akan seni kaligrafi adalah salah satu langkah yang penting di dalam memahami budaya Jepang. Kaligrafi bukan hanya sebuah latihan menulis yang baik, tetapi lebih merupakan awal mula nya bentuk seni dari oriental. Kaligrafi adalah sebuah kombinasi antara skill dan imajinasi seseorang yang telah belajar secara intensive penggunaan kombinasi-kombinasi garis-garis. (Kenji shodokai)
sumber :http://www.indofanster.org/t4178-mengenal-kebudayaan-jepang
Panjang kolam renang lintasan panjang adalah 50 m sementara lintasan pendek adalah 25 m. Dalam spesifikasiFederasi Renang Internasional untuk kolam ukuran Olimpiade ditetapkan panjang kolam 50 m dan lebar kolam 25 m. Kedalaman kolam minimum 1,35 meter, dimulai dari 1,0 m pertama lintasan hingga paling sedikit 6,0 m dihitung dari dinding kolam yang dilengkapi balok start. Kedalaman minimum di bagian lainnya adalah 1,0 m.
Lintasan
Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan pertama dan lintasan terakhir. Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan yang sama panjang dengan panjang lintasan.
Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan dapat berputar-putar bila terkena gelombang air. Tali lintasan dibedakan menurut warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6, dan 7, dan kuning untuk lintasan 4 dan 5.
Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan (heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6 lintasan).Perenang-perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1, dan 8.
Pengukur waktu
Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini hanya 1 cm.
Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis. Papan sentuh pengukur waktu produksi Omega mulai dipakai di Pan-American Games 1967 di Winnipeg, Kanada.
Balok start
Di setiapbalok startterdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat dari balok start.
Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start adalah 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok start tidak melebihi 10°.
Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam berenang. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada. Perenang yang memenangkan lomba renang adalah perenang yang menyelesaikan jarak lintasan tercepat. Pemenang babak penyisihan maju ke babak semifinal, dan pemenang semifinal maju ke babak final.
Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan terbuka, dan polo air,peraturan perlombaan renang ditetapkan oleh badan dunia bernama Federasi Renang Internasional (FINA). Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) adalah induk organisasicabang olahraga renang di Indonesia.
Sejarah Olahraga Renang
Perlombaan berenang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar perenang berenang dengan memakai gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya trudgen di lomba-romba renang setelah meniru renang gaya bebas suku Indian. Akibat ketidaksukaan orang Inggris terhadap gerakan renang yang memercikkan air ke sana ke mari, Trudgen mengganti gerakan kaki gaya bebas yang melecut ke atas dan ke bawah menjadi gerakan kaki gunting seperti renang gaya samping.
Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan sejak Olimpiade Athena 1896. Nomor renang putri dilombakan sejak Olimpiade Stockholm 1912. Pada 1902, Richard Cavill memperkenalkan renang gaya bebas. Federasi Renang Internasional dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu pertama kali dikembangkan pada tahun 1930-an. Pada awalnya, gaya kupu-kupu merupakan variasi gaya dada sebelum dianggap sebagai gaya renang tersendiri pada 1952.
Di Hindia Belanda, Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond) didirikan pada 1917. Pada tahun berikutnya didirikan Perserikatan Berenang Jawa Barat (West Java Zwembond), dan Perserikatan Berenang Jawa Timur (Oost Java Zwembond) didirikan pada 1927. Sejak itu pula perlombaan renang antardaerah mulai sering diadakan. Rekor dalam kejuaraan-kejuaraan tersebut juga dicatatkan sebagai rekor di Belanda.
Pada 1936, perenang Hindia Belanda bernama Pet Stam mencatat rekor 59,9 detik untuk nomor 100 meter gaya bebas di kolam renang Cihampelas Bandung. Pet Stam dikirim sebagai wakil Belanda di Olimpiade Berlin 1936. Persatuan Berenang Seluruh Indonesia didirikan 21 Maret 1951, dan sebagai anggota Federasi Renang Internasional sejak tahun berikutnya. Perenang Indonesia ikut berlomba dalam Olimpiade Helsinki 1952.
Manfaat olahraga renang :
Melatih Pernafasan Bagi anda yang memang punya penyakit asma sangat dianjurkan untuk berolahraga renang, karna sistem crdiovaskular dan pernafasan dapat menjadi kuat. pernapasan kita menjadi lebih sehat dan menjadi lebih panjang.
Menghilangkan stress Secara psikologis olahraga berenang juga dapat membuat hati tenang dan pikiran lebih santai, karna pada saat berenang kita pasti banyak melakukan gerakan , nah hal ini yang dapat meningkatkan hormon endorfin dalam otak yang dapat membuat hati tenang, santai, dll.
Membakar Kalori Pada saat berenang, kita akan banyak mengeluarkan banyak gerakan nah, secara otomatis energi yang dibutuhkan pun menjadi sangat tinggi, sehingga dapat membakar kalori.
Membentuk otot Nah, olahraga berenang juga dapat membentuk otot karna pada saat kita berenang tentu kita melawan arus air yang ada, nah hal ini dapat meningkatkan serta membentuk otot.
Kalender (takwim) merupakan alat dan sarana penting yang dibutuhkan manusia dalam interaksi antara kehidupan sesama sehari-hari. Penanggalan Hijriyah yang kita kenal saat ini, memiliki sejarah yang panjang, yang seharusnya tiap muslim memaknainya dan mengaplikasikannya dalam kesehariannya. Sejenak timbul pertanyaan, kenapa ditetapkan tanggal 1 Muharram? Ya, mari kita menilik kembali sejarah penetapan penanggalan kalender Hijriyah saat masa khalifah Umar, 17 tahun setelah hijrah Rasul.
Keputusan itu muncul setelah dijumpai kesulitan mengidentifikasikan dokumen yang tak bertahun. Suatu ketika, Umar bin Khottob menerima sebuah cek bertuliskan dari fulan kepada fulan yang lain yang berhutang yang waktu pelunasannya di bulan Sya’ban. Umar berkata, “Bulan Sya’ban yang mana? Apakah Sya’ban tahun ini, tahun sebelumnya, atau tahun depan?”. Lalu dalam kisah lain Abu Musa Al-Asya’ri r.a, Gubernur Kufah (Irak) kala itu menyampaikan kepada khalifah Umar bin Khattab r.a agar dalam surat-suratnya membubuhkan tarikh kapan surat tersebut ditulis. Kemudian Umar mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah menentukan sebuah penanggalan agar manusia dapat mengetahui waktu pelunasan hutang dan juga perkara-perkara lainnya.
Akurasi penghitungan mundur untuk menetapkan awal tahun Hijriyah dan peristiwa-peristiwa penting lainnya sepenuhnya bergantung pada ingatan banyak orang. Secara hitungan berskala besar, seperti tahun, kemungkinan kesalahannya relatif kecil. Mungkin sekian banyak orang masih ingat suatu peristiwa terjadi tahun ke berapa sesudah atau sebelum Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah. Tetapi hitungan rinci sampai tanggal atau bulan, kemungkinan kesalahannya lebih besar.
Lalu dimulailah musyawarah yang dipimpin oleh Amirul Mukminin Al Faruq. Ada yang menginginkan agar penanggalannya seperti penanggalan raja-raja Persia, setiap kali dari mereka ada yang meninggal maka mereka menentukan penanggalan lagi dari penguasa setelahnya, namun Umar tidak menyukainya. Ada pula yang mengusulkan, ”Buatlah penanggalan seperti penanggalan Romawi dari zaman Askandar bin Pilips al Maqduniy.” Namun Umar pun tidak menyukainya. Ada yang mengatakan, ”Buatlah penanggalan dari hari kelahiran Rasulullah saw.” Ada yang mengatakan, ”..dari waktu diutusnya Nabi.” Ali bin Abi Thalib dan yang lainnya menyarankan agar penanggalan dimulai sejak waktu hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah dikarenakan hal itu lebih dikenal oleh setiap orang. Hijrah beliau saw lebih diketahui daripada waktu kelahiran dan diutusnya saw menjadi Rasul.” Maka Umar dan para sahabat menerima usulan ini dan memerintahkan agar penanggalan dimulai dari waktu Hijrah Rasulullah saw.
Mereka memulai penanggalannya pada awal tahun itu yaitu bulan Muharram, menurut Imam Malik. Sedangkan diceritakan dari as Suhaily dan yang lainnya bahwa awal tahun diambil dari Robiul Awal saat kedatangan Rasulullah saw ke Madinah. Adapun jumhur ulama berpendapat bahwa awal tahun itu adalah Muharram dan ia adalah awal tahun arab (Bidayah wa Nihayah juz III hal 213, juz VII hal 78 – 79).
Disebutkan pula bahwa permasalahan mereka adalah kemungkinan memulai penanggalan dari empat hal : kelahirannya saw, diutusnya saw, hijrahnya saw dan wafatnya saw dan akhirnya mereka menjadikan hijrahnya saw sebagai penanggalannya. Hal ini dikarenakan waktu kelahiran dan diutusnya saw tidak terbebas dari perselisihan didalam menentukan tahunnya. Adapun waktu wafatnya saw mereka menolaknya karena mereka akan diingatkan kejadian yang menyedihkan tersebut, untuk itu mereka memilih hijrahnya saw.
Adapun penanggalan dari Robiul Awal menjadi Muharram dikarenakan munculnya tekad untuk berhijrah itu sudah sejak bulan Muharram ketika baiat terjadi disaat Dzulhijah dan ini adalah permulaan hijrah. Dan hilal yang muncul pertama setelah baiat dan tekad untuk berhijrah adalah hilal bulan Muharram maka tepat untuk dijadikan sebagai permulaan penanggalan.
Ibnu Hajar menyebutkan saat mereka berselisih didalam penentuan penanggalan itu, Umar mengatakan, ”Hijrahlah yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan maka mulailah penanggalan darinya.”
Ia juga menyebutkan tatkala para sahabat bersepakat dengan hijrahnya Rasulullah saw sebagaai penanggalan lalu ada yang mengusukan, ”Mulailah dari bulan Ramadhan.” Maka Umar mengatakan, ”Akan tetapi.. mulailah dari bulan Muharam karena ia adalah bulan haram dan dia adalal awal tahun keberangkatan manusia untuk pergi berhaji dan para sahabat pun setuju.”
Kenapa bulan Muharram? Imam Sakhawi dalam kitabnya Al-I’laan bi al-tawbikh liman dzamma al-Tarikh bahwa bulan Muharram sebagai awal bulan perhitungan kelender tahun hijriyah karena niat Rasul SAW untuk berhijrah sudah ada sejak bulan tersebut (Muharam). Selain itu, menurut Khalifah Umar dan sejumlah sahabat lainnya bulan Muharram adalah bulan dimana para haji telah selesai melakukan manasik dan keperluan haji lainnya. Seolah-olah umat telah siap aktif untuk memulai kehidupan barunya. Juga, bulan Muharam termasuk bulan haram (bulan-bulan sangat dihormati) pada masa jahiliyah maupun Islam.
Dari sejumlah data diatas maka yang mengusulkan agar penanggalan dimulai dari bulan Muharam adalah Umar, Utsman dan Ali ra. (Fathul Bari juz VII hal 300 -302), yang akhirnya disetujui oleh semua sahabat. Maka setelah musyawarah, ditetapkanlah penanggalan Hijriyah dimulai sejak tanggal 1 Muharram 1 Hijriyah, yaitu saat Rasulullah pertama kali hijrah, sepakat dipilih dari sekian usulan alternatif acuan tahun Islam, karena saat itulah titik awal membangun masyarakat Islami. Peristiwa hijrah yang dijuluki Khalifah Umar sebagai penentu antara yang hak dan yang batil.
Demikianlah sejarah dimulainya penanggalan di dalam islam yang kemudian menjadi salah satu ciri khas kaum muslimin yang membedakan mereka dari orang-orang Nasrani atau yang lainnya. Namun sangat disayangkan bahwa kebanyakan kaum muslimin saat ini sudah melupakan penanggalan islam dan beralih kepada penanggalan barat (Masehi).
Tidak jarang dari umat ini yang tidak tahu atau tidak hafal nama-nama bulan yang ada di dalam tahun Hijriyah, berbeda ketika ia diminta menyebutkan urutan bulan-bulan Masehi. Padahal bulan-bulan Hijriyah adalah syiar kita kaum muslimin dan ketika kita memasyarakatkannya maka kita telah mendakwahi islam ditengah-tengah mereka.
Harapannya, dengan sedikit artikel ini kita dapat senantiasa menggunakan kalender takwim hijriyah dengan penuh percaya diri, karena hal tersebut akan mengingatkan kita kembali pada masa keagungan sejarah Islam, sehingga dapat menjadi motivator bagi kita untuk mengembalikan kejayaan Islam di muka bumi ini.
“..Robbanaa maa kholaqta haadzaa baatilaa..” Yaa Robb, tidaklah Engkau ciptakan semua ini sia-sia. (QS Ali Imran, 3:191)
Kenduren/ selametan adalah tradisi yang sudaah turun temurun dari jaman dahulu, yaitu doa bersama yang di hadiri para tetangga dan di pimpin oleh pemuka adat atau yang di tuakan di setiap lingkungan, dan yang di sajikan berupa Tumpeng, lengkap dengan lauk pauknya. Tumpeng dan lauknya nantinya di bagi bagikan kepada yang hadir yang di sebut Carikan ada juga yang menyebut dengan Berkat.
Carikan/ berkat
Tujuan dari kenduren itu sendiri adalah meminta selamat buat yang di doakan, dan keluarganya,kenduren itu sendiri bermacam macam jenisnya, antara lain :
* kenduren wetonan ( wedalan ) Di namakan wetonan karena tujuannya untuk selametan pada hari lahir ( weton, jawa ) seseorang. Dan di lakukan oleh hampir setiap warga, biasanya 1 keluarga 1 weton yang di rayain , yaitu yang paling tua atau di tuakan dalam keluarga tersebut. Kenduren ini di lakukan secara rutinitas setiap selapan hari ( 1 bulan ). Biasanya menu sajiannya hanya berupa tumpeng dan lauk seperti sayur, lalapan, tempe goreng, thepleng, dan srundeng. tidak ada ingkung nya ( ayam panggang ).
* Kenduren Sabanan ( Munggahan ) Kenduren ini menurut cerita tujuannya untuk menaik kan para leluhur. Di lakukan pada bulan Sya’ban, dan hampir oleh seluruh masyarakat di Watulawang dan sekitarnya, khususnya yang adatnya masih sama, seperti desa peniron, kajoran, dan sekitarnya. Siang hari sebelum di laksanakan upacara ini, biasanya di lakukan ritual nyekar, atau tilik bahasa watulawangnya, yaitu mendatangi makan leluhur, untuk mendoakan arwahnya, biasanya yang di bawa adalah kembang, menyan dan empos ( terbuat dari mancung ). Tradisi bakar kemenyan memang masih di percaya oleh masyarakat watulawang, sebelum mulai kenduren ini pun, terlebih dahulu di di jampi jampi in dan di bakar kemenyan di depan pintu. Menu sajian dalam kenduren sabanan ini sedikit berbeda dengan kenduren Wedalan, yaitu disini wajib memakai ayam pangang ( ingkung ).
* Kenduren Likuran Kenduren ini di laksanakan pada tanggal 21 bulan pasa ( ramadan ), yang di maksudkan untuk memperingati Nuzulul Qur’an. dalam kenduren ini biasanya di lakukan dalam lingkup 1 RT, dan bertempat di ketua adat, atau sesepuh di setiap RT. dalam kenduren ini, warga yang datang membawa makanan dari rumah masing2, tidak ada tumpeng, menu sajiannya nasi putih, lodeh ( biasanya lodeh klewek) atau bihun, rempeyek kacang, daging, dan lalapan.
* Kenduren Badan ( Lebaran )/ mudunan Kenduren ini di laksanakan pada hari Raya Idul Fitri, pada tanggal 1 sawal ( aboge ). kenduren ini sama seperti kenduren Likuran,hanya tujuannya yang berbeda yaitu untuk menurunkan leluhur. TYang membedakan hanya, sebelum kenduren Badan, biasanya di dahului dengan nyekar ke makam luhur dari masing2 keluarga.
* Kenduren Ujar/tujuan tertentu Kenduren ini di lakukan oleh keluarga tertentu yang punya maksud atau tujuan tertentu, atau ayng punya ujar/ omong. Sebelum kenduren ini biasanya di awali dengan ritual Nyekar terlebih dahulu. dan menu wajibnya, harus ada ingkung ( ayam panggang ). Kenduren ini biasanya banyak di lakukan pada bulan Suro ( muharram ).
* Kenduren Muludan Kenduren ini di lakukan pada tanggal 12 bulan mulud, sama seperti kenduren likuran, di lakukan di tempat sesepuh, dan membawa makanan dari rumah masing- masing. biasanya dalam kenduren ini ada ritual mbeleh wedus ( motong kambing ) yang kemudian di masak sebagai becek dalam bahasa watulawang ( gulai ).
GREBEG (Solo)
Upacara Garebeg diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun kalender/penanggalan Jawa yaitu pada tanggal dua belas bulan Mulud (bulan ketiga), tanggal satu bulan Sawal (bulan kesepuluh) dan tanggal sepuluh bulan Besar (bulan kedua belas). Pada hari hari tersebut raja mengeluarkan sedekahnya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan. Sedekah ini, yang disebut dengan Hajad Dalem, berupa pareden/gunungan yang terdiri dari gunungan kakung dan gunungan estri (lelaki dan perempuan).
Gunungan kakung berbentuk seperti kerucut terpancung dengan ujung sebelah atas agak membulat. Sebagian besar gunungan ini terdiri dari sayuran kacang panjang yang berwarna hijau yang dirangkaikan dengan cabai merah, telur itik, dan beberapa perlengkapan makanan kering lainnya. Di sisi kanan dan kirinya dipasangi rangkaian bendera Indonesia dalam ukuran kecil. Gunungan estri berbentuk seperti keranjang bunga yang penuh dengan rangkaian bunga. Sebagian besar disusun dari makanan kering yang terbuat dari beras maupun beras ketan yang berbentuk lingkaran dan runcing. Gunungan ini juga dihiasi bendera Indonesia kecil di sebelah atasnya.
SEKATEN
Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari. Konon asal-usul upacara ini sejak kerajaan Demak. Upacara ini sebenarnya merupakan sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad. Menurut cerita rakyat kata Sekaten berasal dari istilah credo dalam agama Islam, Syahadatain. Sekaten dimulai dengan keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, Kyai Gunturmadu dan Kyai Guntursari, dari keraton untuk ditempatkan di depan Masjid Agung Surakarta. Selama enam hari, mulai hari keenam sampai kesebelas bulan Mulud dalam kalender Jawa, kedua perangkat gamelan tersebut dimainkan/dibunyikan (Jw: ditabuh) menandai perayaan sekaten. Akhirnya pada hari ketujuh upacara ditutup dengan keluarnya Gunungan Mulud. Saat ini selain upacara tradisi seperti itu juga diselenggarakan suatu pasar malam yang dimulai sebulan sebelum penyelenggaraan upacara sekaten yang sesungguhnya.
sumber : http://artnculture.ilmci.com/upacara-adat-jawa-tengah
Analytical
Exposition adalah jenis teks yang termasuk keadalam jenis
Argumentation Text dimana teks tersebut berisi tentang pemikiran
terperinci penulis tentang sebuah penomena yang ada di sekitar. Fungsi
sosial dari teks Analytical Exposition adalah untuk meyakinkan pembaca
bahwa topik yang dihadirkan adalah topik yang penting untuk dibahas
atau mendapat perhatian dengan cara pemberian argument-argument atau
pendapat-pendapat yang mendukung main idea atau topik tersebut.
Generic Structure teks Analytical Exposition terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Thesis
Dalam
bagian Thesis, penulis mengenalkan tentang topik atau main idea yang
akan dibahas. Thesis selalu berada di paragraph pertama dalam teks
Analytical Exposition.
2. Argument
Dalam
bagian ini penulis menghadirkan argumen-argumen atau pendapat-pendapat
yang mendukung main idea penulis, biasanya dalam sebuah teks
Analytical Exposition terdapat lebih dari dua argumen. Semakin banyak
argumen yang ditampilkan semakin percaya pembaca bahwa topik yang
dibahas oleh penulis adalah topik yang sangat penting atau membutuhkan
perhatian.
3. Reiteration
Bagian
ini merupakan bagian penutup dari sebuah teks Analytical Exposition
yang selalu terletak di akhir paragraph. Reiteration berisi penulisan
kembali atau penempatan kembali main idea yang terdapat di paragraph
pertama. Reiteration juga biasa disebut dengan conclusion.
Untuk melengkapi dan memperkuat
pemahaman anda mengenai Analytical Exposition Text, sengaja penulis
sertakan contoh analytical exposition berikut ini.
Cars should be banned
Thesis
Cars should be banned in the city. As we all know, cars create pollution, and cause a lot of road deaths and other accidents.
Argument 1
Firstly,
cars, as we all know, contribution to the most of the pollution in the
world. Cars emit a deadly gas that causes illness such as bronchritis,
lung cancer, and ‘triggers’ off asthma. Some of these illnesses are so
bad that people can die from them.
Argument 2
secondly,
the city is very busy. Pedestrians wander everywhere and cars commonly
hit pedestrains in the city, which causes them to die. Cars today are
our roads biggest killers.
Argument 3
Thirdly,
cars are very noisy. If you live in the city, you may find it hard to
sleep at night, or concentrate on your homework, and especially talk to
someone.
Reiteration
in conclusion, cars should be benned from the city for the reason listed.
Aku melihat kesedihan yang dalam dari matanya. Matanya yang dulu
tegar kini seakan rapuh. Serapuh pelepah kurma yang sudah berumur
puluhan tahun. Aku mendekapnya guna menyampaikan bahwa ia tidak
sendirian. Kami akan terus ada di sampingnya sampai kapanpun.
Ia segera mengemas kesedihannya juga mengokohkan kerapuhannya.
“Ayah tidak apa-apa!” Suara lirihnya berusaha ia masukkan ke
telingaku. Mencoba memberikan kabar. Bahwa Ia cukup tegar dan ikhlas
atas kepergian Ibu.
Tentu saja aku tidak percaya. Matanya tetap menggambarkan betapa sedih dan rapuh dirinya.
Kini, sudah dua tahun Ibu meninggalkan kami. Pergi tanpa pesan
sedikit pun. Hanya air mata terakhir yang ia perlihatkan. Entah, itu
merupakan pesan terakhir atau hanya tanda perpisahan. Perpisahan
terhadap kami yang mencintainya, dan juga perpisahan terhadap penyakit
yang bertahun-tahun ia derita.
Waktu yang membuat aku, kakakku dan juga adikku lambat laun mengikis
kesedihan yang kami derita. Hari-hari bahagia. Aktivitas. Rutinitas yang
juga membantu kami mengikis kesedihan dua tahun lalu. Kakkaku telah
dipersunting oleh pria pujaan hatinya dan menetap di Semarang. Sementara
aku dan Adikku telah bekerja. Terjejali dengan rutinitas dan pekerjaan
yang tak pernah ada habisnya.
Bagiku, rumah kini hanya menjadi tempat untuk beristirahat dan
memejamkan mata. Kutinggalkan pagi-pagi sekali. Datang pun saat larut
malam. Tanpa pernah memikirkan keadaannya. Bagaimana kondisinya?
Bagaimana situasinya? Terlebih adikku, Ia hanya kembali ke rumah satu
hari dalam dua minggu. Ia haruslah terbang dari satu kota ke kota
lainnya. Melakoni perannya sebagai pramugari maskapai penerbangan
domestik yang sedang berkembang.
Kami senang dengan pekerjaan masing-masing. Sehingga kami tidak
pernah merasakan kesedihan yang dua tahun lalu kami rasakan. Kini
kesedihan pun telah dikikis oleh waktu dan rutinitas pekerjaan kami.
Tapi, bagaimana dengan nasib Ayahku? Pria yang sudah tidak muda lagi.
Namun, Ia juga masih tetap semangat menjalani hidupnya. Menjalani
bisnisnya. Kulihat kobaran semangatnya terus menyala menyamai kobaran
semangat anak-anaknya yang masih muda. Optimis! Sangat optimis! Seakan
ia ingin menyimpan kesedihan dua tahun lalu dan menguburnya dalam-dalam.
Hingga pada suatu saat… Di forum keluarga, Ia mengenalkan seorang
wanita yang lebih muda darinya namun lebih tua dari adikku. Ia
mengenalkan wanita itu kepada kami dan membuka pembicaraan tentang
pernikahan. Ia membicarakannya dengan nada bicara yang sangat hati-hati.
Seolah ia tidak ingin menyakiti hati kami dengan rencana pernikahannya
dengan wanita itu.
Tapi terlambat, aku yang sejak tadi tak melepas tatapan sinis dari
mata wanita itu. langsung menolak dengan keras rencana tersebut.
“Kuburan Ibu masih basah. Yah! Aku gak setuju Ayah menikah lagi!” Aku
benar-benar menolak pernikahan tersebut. Aku tidak ingin Ayah menikah
lagi. Baik dengan wanita itu ataupun dengan wanita lainnya.
Wajah ayah tampak mendengar tolakkan keras dariku. Dia lesu. Bagai anak-anak yang kehilangan cita-citanya. Pucat.
“Ayah ngerti perasaan kalian, tapi…” Jawab Ayah lirih. Kemudian berhenti sejenak.
“Tapi apa, Yah?” Serangku. “Yang jelas, kami tidak setuju kalau Ayah
menikah lagi! Titik!” Sambung ku sambil keluar dari rumah sekaligus
pergi meninggalkan Ayah dan juga saudara-saudaraku.
Pikiranku penat. Kacau. Ku benci Ayah! Aku muak dengan wanita itu.
Aku pun juga muak dengan keadaan ini! Ingin rasanya aku menceburkan
tubuhku di laut dan tenggelam melupakan ‘ide gila’ ayah.
Dalam pikiran yang kacau ini. Aku memutuskan untuk tidak pulang ke
rumah. Aku memutuskan untuk menginap di kamar kost teman sekantorku yang
tidak jauh dari kantor.
Tak terasa sudah sebulan. Sejak kejadian yang terjadi di forum
keluarga sebulan yang lalu. Aku tidak pernah pulang ke rumah. Aku
menempati kamar kost bersama teman sekantorku. Ya, sejak kejadian itu
aku memutuskan untuk kost bersama temanku. Tidak pulang ke rumah. Rasa
sakit ini masih membayangiku. Tentang ‘ide gila’ ayahku. Tentang wanita
yang membuatku membenci ayah. Rasanya terus membayangi dan membekas
jelas dalam ingatanku. Nomor di Handphone pun ku ganti dengan yang baru.
Dengan harapan keluargaku tidak dapat menghubungiku lagi untuk
menyuruhku pulang.
Layaknya setiap pagi yang kulalui. Aku berangkat ke kantor. Setiba di
kantor, Resepsionis menyapaku dengan ramah. Sambil memberikan sepucuk
surat beramplop ‘airmail’. Kuterima surat itu sambil bertanya-tanya
siapa gerangan pengirim surat ini. Tidak biasanya aku mendapatkan sebuah
surat. Mungkin ini penting!
Setelah sampai di ruang kerjaku. Kusempatkan dulu untuk membaca surat
tadi. Aku terkejut ternyata surat itu dikirim oleh adikku. Aku hafal
betul tulisan tangannya. Kubaca kalimat demi kalimat dari isi surat
tersebut. Alangkah paniknya aku. Ketika di surat itu adikku mengabarkan
bahwa Ayah sedang sakit keras. Terkena serangan jantung. Kini menderita
stroke.
Saat itu juga, aku langsung meninggalkan kantor dan pulang ke rumah. Menemui ayah.
Kubuka pintu rumah, dan kudapati ayah sedang duduk di kursi roda
dengan wajah yang separuh kaku. Getir. Aku menghela nafas. Aku
menghampiri dan memeluk erat tubuh ayah yang kini hanya berbobot kurang
dari setengah bobot tubuhnya sebulan lalu, saat aku meninggalkan rumah.
“Yah, Aku pulang… maafkan aku.” Tangisku pecah sambil terus memeluk
tubuh ayah. Ayah tak bisa menjawab. Ia hanya bisa meneteskan air mata
yang keluar dari salah satu matanya yang penuh kerutan.
“Bang…” Suara adikku memanggilku. Sambil memberikan selembar kertas
kepadaku. Ku bentangkan kertas itu. Aku tidak mengenali tulisan tangan
siapa ini. Tulisan tangan seperti tulisan tangan anak kecil yang apabila
dari isinya, ku yakin bukan anak kecil yang menulisnya.
“Ayah mencoba menulisnya saat ia sudah terkena stroke, bang.” Adikku berbicara padaku.
Ku berlutut di kaki ayah setelah membaca tulisan di kertas tersebut.
Memohon maaf atas segala kesalahan ku yang telah menyakiti hatinya.
Kertas itu bertuliskan: Kebahagiaan ku bukan bersama wanita itu. Kebahagiaanku adalah ketika aku sakit bukan anakku yang pusing untuk merawatku.
sumber : http://denikurniawan.wordpress.com/2012/04/26/cerpen-kebahagiaan-ayah/.