Sejarah dan Asal Usul Sultan Hadiri dan Ratu Kalinyamat
Sosok Sultan Hadiri
dan Ratu Kalinyamat memang tak asing bagi rakyat Jepara. Nah sekarang
tahukah anda siapa Sultan Hadiri dan Ratu Kalinyamat ? pertanyaan ini
memang terdengar agak lucu tapi jika anda merasa orang jepara tapi tak
tahu sejarahnya mungkin terdengar sangat lucu dan aneh ! nah berikut
sejarahnya.
Sejarah dan Asal Usul Sultan Hadiri
Sebenarnya Sultan Hadiri bukan asli orang
Jepara melainkan orang aceh.semasa kecilnya sultan Hadlirin bernama
Raden Toyib. Beliau merupakan putra dari raja yang berkuasa di wilayah
aceh yang bernama Syech Mukhayyat Syah. Raden Toyib memilki kakak
bernama Raden Takyim. Perbedaan yang mencolok dari Raden Takyim dan
Toyib adalah Raden Takyimsuka berfoya-foya, malas serta bermewah-mewahan
sedangkan raden Toyib lebih memilih mempelajari ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan tata pemerintahan.
Setelah Syech Mukhayyat syah merasa dirinya
telah uzur dan lanjut usia beliau bermaksud mengankat Raden Toyib
sebagai seorang sultan, karena kecakapannya dan ketekunananya
mempelajari ilmu-ilmu pemerintahan meskipun yang lebih berhak menjadi sultan adalah kakaknya Raden Takyim.
Karena pengangkatan raden
Toyib sebagai sultan menimbulkan konflik baru, maka ketika mengetahui
masalah tersebut raden Toyib dengan suka rela menyerahkan tahtanya
kepada raden Takyim, karena sebenarnya Raden Toyib tidak mementingkan
jabatan seorang sultan hanya saja atas desakan ayahandanya beliau mau
menerima jabatan itu.
Begitulah akhirnya raden Toyib pergi mengembara dengan bantuan
kapal para pedagang ia berhasil keluar dan mengarungi lautan luas tanpa
tujuan yang pasti, kecuali satu niat untuk menegmbangkan agama islam.
Konon beliau
terdampar di daratan Tiongkok. Bahkan kebetulan sekali raden Toyib
diangkat anak oleh seorang patih Tionghoa yang bernama Cie Wie Gwan.
Karena loghatnya orang cina dibut namanya dengan Toyab.
Singkat cerita setelah 5
tahun tinggal di di rumah patih Cie Wie Gwan, Raden Toyib mengembara
lagi. Akhirnya beliau terdampar di pelabuhan pesisir pantai utara yang
bernama Bandar Jepara. Saat itu Bandar Jepara merupakan pelabuhan
perdagangan yang sudah ramai. Sebab ia merupakan salah satu dari delapan
buah kerajaan yang merdeka di Jawa dan Madura. Masing-masing Banten, Jakarta , Cirebon
Prawoto, Kedu, Madura dan Kalinyamat.sehinnga Bandar jepara merupakan
garis pelayaran dan perdagangan negeri malaka.
Konon untuk menyebarkan agama islam beliau
menyamar dengan memakai pakaian ala kadarnya. Karena keramahannya dalam
menyiarkan agama islam banyak orang tanpa terasa telah berubah
keyakinannya dari agama Hindu Budha beralih kepada ke taukhid Islam yang
bawa Raden Toyib.
Beberapa lamanya tinggal di Jepara tiba-tiba tanpa suatu
alasan yang pasti Raden Toyib ingin mengbdikan dirinya ke kerajaan
Kalinyamat yang menguasai Jepara saat itu. Setibanya di kraton kepada
penjaga istana dengan terus terang Raden Toyib menyampaikan maksudnya
ingin menghadap kanjeng Ratu kalinyamat. Permintaan tersebut di kabulkan
dan akhirnya kanjeng Ratu Kalinyamat memberi pekerjaan sebagai tukang
kebon.
Pada suatu
hari kanjeng ratu berkenan memeriksa kerajaannya. Tiba-tiba hati
kanjeng Ratu berdebar-debar beliau merasa raden Toyib bukan manusia
biasa. Kangjeng Ratu langsung menyai asal-usulnya, Raden Toyib tidak mau mengaku ia langsung di masukkan ke dalam
penjara. Entah mengapa Raden toyib mau menceritakan asal usulnya kepada
kanjeng ratu. Hati kanjeng ratu menjadi berdebar-debar untuk kedua
kalinya, kanjeng ingat ramalan mendiang ayahnya tentang jodohnya yang
bukan bersal dari kalangan mayrakat pribumi Jawa melainkan negeri
seberang.
Karena
Raden Toyib adalah seorang anak muda yang gagah perkasa tampan rupawan,
hati Ratu kalinyamat tak karuan hati wanita mana yang tak menolak raden
Toyib. Ia merasa bukan mustahil Raden Toyib adalah jodohnya. Hingga
akhirnya Ratu kalinyamat meminta Raden Toyibuntuk menikahinya. Setelah menikah Ratu Kainyamat menyerahkan tahtanya
kepada suaminya Raden Toyib.
Silsilah Ratu Kalinyamat
Dari perkawinannya dengan putrid cina Cina,
Raden patah mempunyai enam anak. Yang paling seorang putri, Ratu Mas
kawin dengan pangeran Cirebon .
Adik-adiknya berjumlah lima orang semunya laki-laki, masing-masing
pangeran Sabrang Lor, Pangeran Sedo Lepen, Pangeran Trenggono, Raden
Kanduruwan dan Raden Pamekas.
Siapa nama sebenarnya Kanjeng ratu
kalinyamat ini , ada beberapa yang mencoba di hubungkan. Naskah Hikayat
Hasanuddin dari banten menyebutnya dengan julukan Arya Jepara. Sumber
lain menyebutkan ia bernama asli Ratu Kencana sementara juru kunci makam
menuturkan bahwa nama aslinya ialah Raden Ayu Wuryani
Kekuasaan Pemerintahan Sultan Hadlirin
Begitulsh akhirnya
Raden Toyib diberi gelar Sultan Hadlirin dan menjadi adipati Jepara
sekaligus merupakan pengampu putra mahkota Aria Pangiri yang belum
dewasa. Penobatan tersebut kira-kira terjadi pada tahun 1536 dan tetap
menjadikan Kalinyamat sebagai pusat pemerintahan. Kekuasaannya meliputi
negeri Jepara, Pati, Rembang dan Juana.
Setelah penobatan suaminya lebih bersifat
pendamping.saja. hampir semua urusan pemerintahan di serahkan kepada
Sultan Hadlirin, bahkan Patih Cie Wie Gwan (ayah angkat sewaktu di
Tiongkok) kini diundang oleh Sultan Hadlirin untuk dating ke Jepara, dan
akhirnya diangkat sebagai patih kerajaan guna membantu pemerintahan
Sultan Hadlirin.
Menikah Dengan Putri Sunan Kudus
Tahun demi tahun
berlalu, pemerintahan Sultan Hadlirin dengan di dampingi oleh istrinya
dengan gaya
kepemimpinan yang adil dan bijaksana berjalan sangat maju dan pesat.
Bahkan Bandar Jepara menjadi semakin ramai saja. Namun setelah lama
perkawinannya dengan Ratu Kalinyamat Sultan Hadlirin belum jua di di
beri momongan. Hingga Sultan mengambil anak dari Sultan Hasanuddin dari
banten yang bernama Dewi Wuryan Retnowati sebagai anak angkatnya. Sayang
putri angkatnya meninggal sebelum usia baligh.
Perasaan Kanjeng Ratu
sangat gelisah sepeninggal putri angkatnya karena
sampai saat itu belum jua di kasih keturunan, hal itu beralasan kuat
mengingat kekuasaannya sangat luas. Jika belum jua di kasih lantas siapa
yang meneruskan ketahtaannya itu ? di dorong dengan kegelisahan
tersebut Kanjeng Ratu berupaya mencari jalan keluar pemecahannya.
Setelah berpikir-pikir lama akhirnya sultan di perbolehkan menikah lagi.
Dan di putuskan sultan Hadlirin menikah dengan putrid sunan kudus
bernama Raden Ayu Pridobinabar, perkawinan tersebut seakan-akan
mengabungkan dua kekuasaan antara Jepara dan Kudus. Konon semua urusan
berkaitan dengan pernikahan Sultan Hadlirin dengan Putri sunan Kudus di
Urus oleh Kanjeng Ratu Kalinyamat
.
Wafatnya Sultan Hadlirin
Versi
Pertama
Penuturan yang pertama mencoba menghubungkan pembunuhan
dengan krisis perebutan tahta di Demak Bintoro. Sehingga dalam penyebab
kematian tersebut bebrbau politik.
Ketika Demak terjadi krisis hebat dalam
perebutan tahta kerajaan, konon kekuasaan Sultan semakin memuncak.
Setelah Raden Patah meninggal yang disusul pula dengan Pangeran Sabrang
Lor, Sultan Demak II, tahta kerajaan harusnya berpindah tangan ke
adiknya yang paling tua yaitu Pangeran Seda Lepen. Namun ia harus juga
meninggal setelah di bunuh oleh Sunan Prawoto yang nampaknya telah
mengincar tahta kerajaan Demak. Karena pembunuhan tersebut tahta
kerajaan jatuh ke tangan Pangeran Trenggana ayah Sunan Prawoto.
Setelah Pangeran
meninggal cita-cita Sunan Prawoto tercapai, ia menjadi pewaris tahta
kerajaan Demak. Namun Arya Penangsang menjadi geram karena pembunuh
ayahnya menjadi malah muncul sebagai Sultan Demak. Bahkan ia menuntut
haknya sebagai pewaris kesultanan Demak yang sah. Maka Arya Penangsang
menyuruh abdinya yang bernama Rangkut untuk membunuh Sunan Prawoto.
Usaha tersebut berhasil, tapi kekuasaan dan kekayaan jatuh ketangan
Sultan Hadlirin yang sekaligus mendapat hak menjadi pengampu Arya
Pangiri, putra mahkota kerajaan Demak hingga dewasa. Hal itu bias
terjadi karena istri Sultan Hadlirin adalah kakaknya Sunan Prawoto.
Tentu saja Kanjeng Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin meminta keadilan
atas perbuatan murid nya kepada Sunan Demak, Arya Penangsang. Tapi Sunan
Kudus membenarkan perbuatan Arya Penangsang malah ia berkata “kakamu
telah hutang pati pada Arya Penangsang oleh karenanya kakakmu bagaikan
membayar hutang saja”. Kanjeng Ratu menjadi kecewa atas perkataan Sunan
Kudus dan ia segera pulang bersama suaminya. Namun di tengah perjalanan
itu ia dihadang oleh utusan Arya Penangsang yang memang di tugaskan
untuk mencegatnya dan suaminya. Dalam pencegatan itulah akhirnya Sultan
Hadlirin berhasil dibunuh oleh Arya Penangsang. Hal itu terjadi
kira-kira tahun 1471 tahun Jawa atau 1549 M.
Versi
Kedua
Sebuah penuturan hikayat menyatakan bahwa Sultan Hadlirin ikut
andil dalam pembanguna masjid menara Kudus. Konon sebelum pembangunan
masjid, Sunan Kudus mengumpulkan segenap keluarganya dan pembantunya,
Sunan Kudus membagi tugas dalam permusywaratan ternyata Sultan mendapat
tugas untuk membuat mihrab masjid. Segera diputuskan pula bahwa masjid
harus jadi pada hari Jum’at Wage. Seluruh bagian-bagian masjid harus
terkumpul, entah kenapa pada hari itu Sultan tidak hadir ke lokasi
pendirian masjid. Sunan kudus masih bersabar ia berpikir barangkali ada
urusan mendadak sehingga Sultan tak bias hadir. Singkat cerita setelah
lama belum munculakhirnya tiba-tiba Sultan muncul. Tentu saja Sunan Mau
memarahinya, malah ia langsung kebelakang masjid. Dalam hati Sunan Kudus
merasa heran mau apa menantunya itu. Sunan terus mengamati ia semakin
heran melihat sultan Hadlirin memunguti daun-daun pisang yang telah
kering(jawa=klaras) dan mengikat dengan talu pada tiang-tiang yang
dipancangkan pada tempat mihrab. Memdadak Sunan mendengar gelegar cambuk
tiga kali, mendadak terkejut sebab yang tadinya hanya sekumpulan klaras
yang di ikat telah berubah menjadi sebuah tembok yang kuat. Tanpa
bertele Sultan pergi tanpa berpamitan dan langsung kembali ke Jepara.
Segera sepeninggal Sulta tiba-tiba telah berdiri dengan megahnya. Tentu
saja membuat perasaan Sunan menjadi marah dan geram ia mnendang mihrab
itu, konon Sunan sampai terjengkang jengkang. Ia merasa Sultan pamer
kesaktian di depannya. Ia merasa di remehkan dan di hina, akhirnya ia
memanggil Arya Penangsang dan menuruh untuk membunuh Sultan Hadilrin.
Padahal Arya Penangsang sendiri merasa takut dan gentar mengdapi Sultan
Hadlirin. Maka ia memrintahka abdinya dan menyuruh untuk membunuh sultan
dan langsung mengejar sultan. Setelah terkejar abdinya merasa gemetar
untuk menghadapi sultan.Sultan merasa terkejut ada orang yang
menghadangnya, ia bertanya apa sebenarnya yang di inginkannya, karena
takut abdi itu berterus terang bahwa dia di utus untuk membunuh nya.
Sungguh heran, Sultan Hadlirin tak sedikit pun marah. Bahkan seakan-akan
ia sudah tahu ajalnya telah tiba. Ia menyuruh segera abdinya untuk
melaksanakan tugasnya. Akhirnya sultan berhasil di bunuh.
Ratu kalinyamat Bertapa
Tahun inin adalah
tahun yang berkabung. Betapa tida dua orang yang dicintainya suaminya
kakaknya suami yang terkasih harus meninggalkan dia. Peristiwa tersebut
membuat Kanjeng Ratu sangat tertekan dan nelangsa. Maka didoronglah oleh
kesedihannya yang berat, ia bersumpah akan terus bertapa sampai Arya
Penangsang terbunuh.
Dalam pertapaan Kanjeng ratu menjalankan tirakat “Topo Wudo” atau telanjang. Ini naskah
‘Babad Tanah Jawi’ yang dituturkan dalam rakitan tembang Pangkur yang
sangat memikat.
“Nimas Ratu Kalinyamat
Tilar pura mratapa aneng wukir
Tapa wuda
sinjang rambut
Apane
wukir Donorojo
Aprasapa nora tapih-tapihan angsun
Yen tan antuk adiling hyang
Patine
sedulur mani’
Artinya
:
“Nimas Ratu Kalinyamat
Meninggalkan istana
bertapa di gunung
Bartapa telanjang berkain rambut
Di
gunung Donorojo
Bersumpah tidak (akan) sekali-kali
Memakai
pakain aku
Jika tidak memperoleh keadilan Tuhan
(atas)
meninggalnya saudaraku’
Ungkapan bahwa Ratu kalinyamat bertapa “dengan telanjang” dan
berkain rambut haruslah di beri penafsiran dan di artikan apa adanya.
Perkataan ‘wuda” dalam bahasa jawa tidah hanya telanjang. Akan tetapi
bisa kiasan “tidak mengenakan perhiasaan yang bagus-bagus dan pakain
yang indah-indah.
Kepergian
Kanjeng Ratu membuat suasana geger keratin. Tak urung Adpati pajang,
Prabu Hadiwijaya bersama Ki Pamahan dan Ki Panjawi melacak dan mencari
kemana perginya Kanjeng Ratu Kalinyamat untuk bertapa. Sebenarnya
keberadaan tempat pertapaan Kanjeng Ratu tidak jauh dari keratin hanya
berjarak beberapa maeter kea rah timur dari pesanggrahan. Apalagi
letaknya juga berada di pinggir sungai sehingga cocok untuk bertirakat.
Tempat itu sampai sekarang di sebut dengan nama “Gilang” berasal dari
kata gilang-gilang atau luas. Bahkan masih di temukan batu bekas alas
Ratu untuk Sholat dan Wudlu. Adipati Hadiwijaya akhirnya menyusul ke
tempat Pertapaannya Ratu dan membujuk Ratu untuk kembali ke keratin,
namun tekad Ratu sudah bulat ia tak kan pulang sebelum Arya penangsang mati
terbunuh. Bahkan Ratu berpindah tempat tapa ke Gunung Donorojo
(Donoroso) kembali Adipati Hadiwijaya menyusul dan membujuk agar turun
dari pertapaannya namun kembali Kanjeng ratu menolaknya. Dalam
kesempatan itu Ratu meminta untuk membunuh Arya Penangsang aka tetapi
Adipati Pajang menolak. Berkat desakan Ki
Pamanahan dan Ki Panjawi Adipati Hadiwijaya mau melakukannyan.
Malam
harinya bersama Ki Pamanahan, Ki panjawi dan Ki Juru Mertani berunding
mangatur siasat. Akhirnya Adipati Hadiwijaya membuat sayembara “Barng
siapa yang berani membunuh Arya Penangsang Sultan Pajang akan memberi
hadiah negeri Pati dan Mataram. Tak seorang pun berani untuk menyanggupi
maju melawan Arya Penangsang. Kemabali mereka berunding dan akhirnya
diutuslah Danang Sutowijoyolah yang maju menghadapi Arya penangsang.
Setelah strategi di rencanakan dengan matang berangkat lah Danang
Sutowijoyo yang di bekali dengan tombak yang sakti bernama Kyai Pleret,
bersama Ki Pamanahan, Ki Panjawi, Ki Juru Mertani serta kurang lebih 200
orang kea rah bengawan Caket dan bersiap menghadang Arya Penangsang.
Alkisah Ki Pamanhan
mendekati penyabit rumput yang biasa memberi makan kuda-kuda milki Aryo
Penangsang. Telinga penyabit rumput itu di potong dan sebuah surat tantangan di
gantungkan pada bekas potongan telinga itu. Penyabit itupun dengan
mengerang-erang krsakitan berlari kerumah tuannya. Setelah sampai di
pintu gerbang istana Ki Mataun, Patih negeri Jipang terkejut. Ia
membayangkan Gustinya pasti akan marah bila mengetahuinya. Karena itulah
ia melarangnya menghadap Aryo penangsang.
Waktu itu Aryo Penangsang edang makan. Ia
mendengar keributan di luar, ia memanggil Ki Mataun dan menanyai sebab
keributan di luar. Sat itu juga Aryo Penangsang melihat abdinya
berlumuran darah. Maksud dari surat
itu adalah Jika benar-benar kamu laki-laki,ayo berperang tanding tanpa
bala tentara menyeberanglah ke barat Bengawan aku tunggu sekarang”
Dengan tergesa-gesa dan
muka yang merah Aryo Penangsang langsung menunggangi si Gagak
Rimang(kuda kebanggannya). Maka langsunglah Aryo Penangsang langsung
berangkat tanpa bala tentaranya. Setelah sampai di Bengawan Sore-Coket,
konon masyarakat disitu beranggapan bila ingin berperang tapi melewati
Bengawan Coket akan memui kesialan. Benar anggapan masyarakat itu
terjadi setelah Gagak Rimang melihat kuda berwarna putih bersih mendadak
timbl birahinya. Ia segera melonjak-lonjak tanpa bisa lagi dikendalikan
oleh tuannya. Ketika ia masih berusaha mengendalikan kuda banal yang
dibakar birahi tersebut, Danang Sutawijaya berhasil menikam Arya
Penangsaang dengan kyai Pleretnya itu. Usus Arya pun terburai keluar,
namun usaha tersebut nampaknya belum juga berhasil bahkan usunya yang
terurai itu sisampirkan ke hulu kerisnya. Gagak Rimang memang banal ia
terus mengejar kuda putih Danang Sutawijaya yang memang di bawa menjauh.
Setelah berhasil mengejar Danang Sutawijaya ia bermaksud mencabut keris
pusaka setan kober miliknya, ia betul-betul lupa bahwa ususnya masih
menyangkut di hulu kerisnya. Maka terputuslah usunya yang terburai
dengan bersamaan tercabutnya setan kober dari rangkanya. Maka tewaslah
Aryo Penangsang dengan mengenaskan dan tragis.
Penobatan Ratu kalinyamat
Setelah kematian suminya
yang menjadi Adipati Jepara tanpa meninggalkan putra yang menjadi
penggantinya. Dan setelah selesai pertapaannya dinobatkanlah Kanjeng
ratu Kalinyamat sebagai ratu di Jepara. Pentasbian ini terjadi dengan di
tandainya Surya Sengkala : “Trus Karya Tataning Bumi” atau kira-kira
tahun 1549 M dengan dugaan tanggal 12 Rabi’ulAwal.
Ratu Kalinyamat merupakan
seorang kepala keperintahan yang cakap dan di segani. Bahkan sumber
sejarah Portugis De Couto dalam bukunya yang terkenal “Da Asia ” menyebutkan Ratu Kalinyamat “Rainha de jepara
senhora ponderosa e rica”. Artinya Raja jepara, seorang perempuan yang
kaya dan mempunyai kekuasaan besar. Kebesaran dan
kehebatan kekuasaan Ratu Kalinyamat dapat di lihat dari serangan yang
di lakukan ketika ia masih berkuasa. Pada tahun 1550 yang kemudian di
ulanginya 1574 ia menyerang orang Portugis di Malaka.
Bedhahe Kalinyamat
Bagaimapun besar dan
kuatnya Ratu Kalinyamat ia tetaplah manusia biasa yang tak luput dari
takdir illahi. Ia adalah manusia biasa yang suatu saat harus kembali
memenuhi panggilan Tuhanya. Sayangnya tahun berapa dank arena peristiwa
apa kemangkatan Ratu ini tak di ketahui secara pasti. Tak ada sumber
yang menyebutkan tak ada peningggalan yang dapat di buktikan. Bahkan
karyaikarya tulisan Jawa pun tak satupun mencantumkanperistiwa ini. Ada sementara
kemungkinan yang mengatakan bahwa Kanjeng ratu Kalinyamat baru saja
meninggal tahun 1579 M. demikian juga dengan penerus kerajaan kalinyamat
setelah kemangkatan beliau. Siapakah penggantinya? Bagaimana
kepemimpinannya? Tak satupun sumber-sumber otentik yang menyebutkannya.
Sementara anggapan
di kalangan para sejarawaan, bahwa kedudukan ratu Kalinyamat digantikan
oleh sultan Hasanuddin dari Banten yang tergolong masih keponakan
sekaligus sebagai anak anggkatnya. Menurut versi ini, anak angkat ini
bergelar Pangeran Jepara. Sayang, pada masa pemerintahan Pangerang
Jepara ini terjadi pemberontakan di Pajang oleh Mataram yang berakhir
dengan kekalahan pihak Pajang. Sehinnga pemberontakan ini terjadi pada
tahun 1578 mengakibatkan keruntuhan Kesultanan Pajang.
Dua belas tahun kemudian,
tiba giliran Jepara di serang bala tentara Mataram. Agaknya kali ini
Jepara keteteran membendung serangan Mataram yang dahsyat. Maka tak ayal
lagi, Kerajaan Jepara bernasib serupa dengan Pajang. Peristiwa ini
terjadi pada tahun 1599 M yang meruntuhkan kekuasaan Kerajaan Kalinyamat
yang di kenal dengan ssebutan Bedhahe Kalinyamat.
sumber: http://nankkarzi.blogspot.com/2010/07/sejarah-dan-asal-usul-sultan-hadlirin.html
0 komentar:
Posting Komentar